BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita
dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa
yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru
dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa
ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di
bawah semestinya.
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di
sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar. Siswa-siswa
yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca,
menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi
memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini.
Berdasarkan pengamatan pada saat proses belajar mengajar
dan wawancara dari beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta
metode pembelajaran guru yang kurang memberikan porsi yang cukup untuk
mengadakan tindakan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar,
maka fenomena tersebut menjadi bagian dari sitem pendidikan yang tak pernah
lepas.
Dari hal tersebut di atas,
maka pada penelitian yang berjudul “ Studi Kasus Kesulitan Belajar Siswa
Kelas III SDN ” ini memberikan kontribusi supaya mampu memberikan
perubahan dan pengentasan masalah kesulitan belajar siswa.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan di bahas adalah :
1 Pengertian Kesulitan Belajar?
2
Faktor penyebab Kesulitan
Belajar ?
3 Karakteristik Kesulitan Belajar?
1.3. Tujuan Penulisan
Dengan
rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam pembuatan
makalah tentang Kesulitan Belajar adalah agar pembaca dapat :
ü
Mengetahui dan memahami apa arti Kesulitan Belajar
ü
MengetahuiFaktor
Penyebab Kesulitan Belajar
ü
MengetahuiKarakteristik Kesulitan
Belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Kesulitan Belajar
Kata mengatasi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain diartikan
“Menanggulangi” (Depdikbud, 1991:1005). Sedangkan Kesulitan berarti “Keadan
yang sulit; sesuatu yang sulit, kesukaran. (Depdikbud, 1991: 971).
Sedangkan belajar menurut Gagne (1984) adalah sebagaimana
dikutip oleh Ratna Wilis Dahan dalam bukunya yang berjudul Teori-teori Belajar,
memberikan definisi belajar yaitu : “suatu proses dimana organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. (Dahan, 1989:11).
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan
kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan
dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan
perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement,
dalam Weiner, 2003).
Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar tidak terlihat
dengan jelas dan sering disebut ”hidden handicap”. Terkadang kesulitan ini
tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak yang mengalami kesulitan
belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever, pemalas, atau
aneh. Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi, marah, depresi,
cemas, dan merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).
Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian
kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang
bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning
disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan
masalah emosional.
2.2. Faktor penyebab Kesulitan Belajar
Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang
terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell, 2001), yaitu :
a.
Faktor keturunan/bawaan
b.
Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan atau premature
c.
Kondisi janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang
merokok, menggunakan obat-obatan (drugs), atau meminum alkohol selama
masa kehamilan.
d.
Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau
pernah tenggelam.
e.
Infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Anak dengan kesulitan
belajar biasanya mempunyai sistem imun yang lemah.
f.
Awal masa kanak-kanak yang sering berhubungan dengan aluminium, arsenik,
merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.
2.3.Karakteristik Kesulitan Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan
dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa
yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru
dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan
oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat
bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya
dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas,
diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning
disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner,
dan (e) learning diasbilities.Di bawah ini akan diuraikan dari
masing-masing pengertian tersebut.
1)Learning Disorder atau kekacauan belajar
adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya
respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat
oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang
dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang
sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya,
mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan
lemah-gemulai.
2) Learning Disfunction merupakan gejala
dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik,
meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa
yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi
atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka
dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3)Under Achiever mengacu kepada siswa yang
sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas
normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah
dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul
(IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat
rendah.
4) Slow Learner atau lambat belajar
adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5) Learning Disabilities atau
ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar
atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
BAB
III
STUDI
KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR
3.1.Identifikasi
Kasus
Penulis menagadakan penelitian dengan menggunakan
metode wawancara dan menganalisa data khususnya kelas III ( Tiga). Masih ada
beberapa murid yang mengalami kesulitan belajar.Tentunya kesulitan belajar itu
diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun pada kesempatan kali ini penulis hanya
akan mencoba mengambil sampel pada murid yang berada di kelas III yaitu Agit
Prayoga. Dimana murid ini memiliki masalah kesulitan belajar. Agit Parayoga
memiliki kesulitan belajar Under Achiever
Adapun sebab penulis menyimpulkan kesulitan belajar
tersebut setelah melakukan analisis seperti yang dijelaskan berikut ini :
1.Pengumpulan
Data
Didalam pengumpulan data penulis memperoleh data
tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan wawancara
(interview) dengan wali kelas III.
Dari
jumlah keseluruhan murid sebenarnya kesulitan belajarnya tidak terlalu banyak
hanya beberapa macam.Namun si Agit Parayoga ini memiliki masalah apalagi nilai
murid tersebut sangat rendah.Kami juga telah memberikan beberapa layanan namun
belum juga berhasil dan hasilnya nilai semester ganjil Tahun 2010/2011 ini juga
belum memuaskan.Si Agit Parayoga itu sebenarnya kalau belajar ditanya dia pasti
bisa menjawab namun dia itu sering menggangu teman dan tugas-tugas jarang
dikerjakan.
ContohData
Siswa Yang Di Teliti MinsalnyaYaitu :
a. Siswa
Nama
: Agit Prayoga
Tempat Tanggal Lahir
: KERINCI, 01 -09-2006
Nis
: 0030026995
Kelas
: III
(tiga)
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan sebelumnya:
Alamat Siswa
: Kabupaten
Kerinci desa lolo kecil
b. Orang Tua
Ayah
: Johar
Pekerjaan
: Buruh
Ibu
: Wati
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
2.Pengolahan
Data
Setelah melakukan pengumpulan data melalui observasi
dan wawancara.Penulis sudah memahami bahwa murid tersebut mengalami kesulitan
belajar yang berbeda. Seperti yang disampaikan wali kelas III, kami
menyimpulkan bahwa : Agit Parayoga itu kesulitan belajarnya
adalah Under Achiever yakni mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat
potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya
tergolong rendah.
3.
Diagnosis
Setelah menyimpulkan masalah yang dialami kedua
murid tersebut. Timbulnya masalah yang dihadapi Agit Parayoga disebabkan oleh
faktor yaitu :
Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat hasil
home visit wali kelas, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal
dari buruh dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Di rumah Agit Parayoga
jarang diperhatikan belajarnya.Dan perhatian khusus kedua orang tuanya tentang
perkembangan belajarnyapun jarang.Ibunya sendiri yang hanya di rumah sibuk
ngurusin adik-adiknya.Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak untuk
meluangkan waktu untuk memperhatikan belajarnya Agit Parayoga, namun itupun
tidak dilakukan.Selain kurang perhatian, keluarga Agit Parayoga juga sangat
sederhana dan pas-pasan. Waktu home visite Ibunya menyampaikan BZ sering minta
dibelikan perlengkapan sekolah, namun karena tidak ada uang maka tidak
diberikan.
4.
Prognosis
Setelah melakukan diagnosis kesulitan belajar murid
tersebut, pihak sekolah melalui wali kelas telah melakukan beberapa hal yakni :
1) Bimbingan
Pribadi
2) Kunjungan
Rumah (home visit)
5.
Evaluasi dan Follow Up
Setelah memberikan beberapa macam layanan
bimbingan.Pihak sekolah melakukan evaluasi bahwa kedua anak tersebut harus
mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.Dan pihak sekolah selalu
memberikan informasi kepada orang tua masing-masing terkait ada atau tidaknya
perkembangan hasil belajar keda murid tersebut.
3.2.
Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memberikan pemahaman demi kelancaran dan
keberhasilan murid di SDN, pihak sekolah telah memberikan beberapa layanan,
yaitu :
1.Layanan
Orientasi
Layanan
orientasi ini diberikan pada saat permulaan awal masuk sekolah. Isinya tentang
apa saja yang akan dipelajari selama kelas V dan khususnya pelajaran semester
ganjil.
2.Layanan
Informasi
Layanan informasi ini diberikan untukm membekali
siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna bagi individu murid sebagai penunjang pembelajarannya di sekolah.
Seperti menyampaikan aga murid menyiapkan buku tulis tiap bidang studi, jadwal
belajar, dan lain-lain
3. Layanan
Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan menempatkan
posisi tempat belajar yang sesuai.
4. Layanan
Pembelajaran
Layanan ini diberikan agar murid mampu melaksanakan
kegiatan belajar dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di sekolah maupun di
rumah.
5. Layanan
Bimbingan Kelompok
Wali kelas III sewaktu-waktu memberikan layanan
bimbingan kelompok pada muridnya.Hal ini bertujuan agar murid-murid memahami
betapa pentingnya kerjasama dalam hal sosial.Membuat jadwal piket, dan struktur
kelas.
6. Bimbingan
Pribadi
Bimbingan pribadi ini dilakukan pihak sekolah kepada
murid yang menagalami kesulitan belajar..Bimbingan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan pemberian pengertian tentang masalah yang dihadapinya
dan saran-saran untuk penyelesaian masalah belajarnya.
3.3.Solusi
Setelah melakukan tahapan untuk menyimpulkan masalah
kesulitan belajar pada Agit Parayoga, penulis menyarankan kepada wali kelas III
agar memberikan layanan kepada murid tersebut.
Untuk mengatasi siswa underachiever (Agit
Parayoga), model trifokal yang diajukan
Rimm adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk
mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri,
lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut
diikutsertakan dalam program trifokal ini, sehingga setiap orang yang
diperkirakan berkontribusi terhadap masalah underachiever dapat menyelesaikan
masalah anak dengan lebih komprehensif. Agar dapat mengatasi siswa
underachiever dengan tepat, maka diperlukan intervensi yang berbeda pada setiap
kasus karena menurut Hansford underachievement sangat spesifik pada individu
masing-masing.
Underachievement
adalah pola perilaku yang dipelajari dan tentunya dapat juga diubah dan untuk
meningkatkan prestasi anak underachiever dapat dilakukan dengan membangun
self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, mengajari cara belajar (study skills), manajemen waktu dan
mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan
kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan
dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan
perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik.
siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta metode
pembelajaran guru yang kurang memberikan porsi yang cukup untuk mengadakan
tindakan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka fenomena
tersebut menjadi bagian dari sitem pendidikan yang tak pernah lepas.
Berdasarkan hasil penelitian yang
penulis buat.Dapat disimpulkan bahwa murid di kelas III SDN yang memiliki
kesulitan belajar adalah Agit Parayoga. Dan cara menyelesaikan atau penanganan
yang tepat terhadap kesulitan belajar tersebut adalah :
Agit Parayoga diberikan
layanan model trifokal
adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa
yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan
sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam
program trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi
terhadap masalah underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan lebih
komprehensif.
4.2. Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan beberapa
saran :
1. Kepada
Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa tidak ada
kesulitan belajar luar biasa pada murid, namun beberapa individu mempunyai
beberapa masalah dalam belajarnya.Untuk itu kami menyarankan agar SDN, agar
memiliki seorang guru pembimbing khusus.Hal ini agar bembingan belajar dapat
difokuskan pada pembimbing tersebut.
2. Kepada
Guru Kelas
Kepada Guru Kelas, diharapkan agar dapat memberikan
tahapan penyelesaian seperti yang kami gambarkan di atas. Tentunya hal itu akan
berjalan efektif dengan kerjasama dengan pihak orangtua murid.
3. Kepada
Orangtua
Kepada kedua orang tua, agar dapat memberikan
perhatian penuh kepada anaknya.Luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil
belajarnya di sekolah.
Untuk agar meningkatkan kualitas belajarnya dengan
saran dari guru dan orangtua masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur I. dan Moh. Surya, Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), C.V. ILMU: Bandung.
1975
Worung, E. J. I. Kasie dan Hermien Laksmiwati, Mencermati
Masalah Keterampilan Melaksanakan Studi Kasus Wujud Kinerja Konselor Sekolah, Unesa
Uneversity Press: Surabaya. 2005
No comments:
Post a Comment