lkc

Monday, 6 March 2017

Makalah STUDI KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa-siswa yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini.
Berdasarkan pengamatan pada saat proses belajar mengajar dan wawancara dari beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta metode pembelajaran guru yang kurang memberikan porsi yang cukup untuk mengadakan tindakan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka fenomena tersebut menjadi bagian dari sitem pendidikan yang tak pernah lepas.
Dari hal tersebut di atas, maka pada penelitian yang berjudul “ Studi Kasus Kesulitan Belajar Siswa Kelas  III SDN ” ini memberikan kontribusi supaya mampu memberikan perubahan dan pengentasan masalah kesulitan belajar siswa.

 1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas adalah :
Pengertian Kesulitan Belajar?
2  Faktor penyebab Kesulitan Belajar ?
3  Karakteristik Kesulitan Belajar?


1.3. Tujuan Penulisan
          Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah tentang Kesulitan Belajar adalah agar pembaca dapat :
ü  Mengetahui dan memahami apa arti Kesulitan Belajar
ü  MengetahuiFaktor Penyebab Kesulitan Belajar
ü  MengetahuiKarakteristik Kesulitan Belajar










BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Kesulitan Belajar
Kata mengatasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antara   lain diartikan “Menanggulangi” (Depdikbud, 1991:1005). Sedangkan Kesulitan berarti “Keadan yang sulit; sesuatu yang sulit, kesukaran. (Depdikbud, 1991: 971).
Sedangkan belajar menurut Gagne (1984) adalah sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahan dalam bukunya yang berjudul Teori-teori Belajar, memberikan definisi belajar yaitu : “suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. (Dahan, 1989:11).
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003).
Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering disebut ”hidden handicap”. Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever, pemalas, atau aneh. Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi, marah, depresi, cemas, dan merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).
Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah emosional.

2.2. Faktor penyebab Kesulitan Belajar
Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell, 2001), yaitu :
a. Faktor keturunan/bawaan
b. Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan atau premature
c. Kondisi janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang merokok, menggunakan obat-obatan (drugs), atau meminum alkohol selama masa kehamilan.
d. Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah tenggelam.
e. Infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Anak dengan kesulitan belajar biasanya mempunyai sistem imun yang lemah.
f. Awal masa kanak-kanak yang sering berhubungan dengan aluminium, arsenik, merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.

2.3.Karakteristik Kesulitan Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
1)Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2) Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3)Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4) Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5) Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.





BAB  III
STUDI KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR

3.1.Identifikasi Kasus
Penulis menagadakan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan menganalisa data khususnya kelas III ( Tiga). Masih ada beberapa murid yang mengalami kesulitan belajar.Tentunya kesulitan belajar itu diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun pada kesempatan kali ini penulis hanya akan mencoba mengambil sampel pada murid yang berada di kelas III yaitu Agit Prayoga. Dimana murid ini memiliki masalah kesulitan belajar. Agit Parayoga memiliki kesulitan belajar Under Achiever
Adapun sebab penulis menyimpulkan kesulitan belajar tersebut setelah melakukan analisis seperti yang dijelaskan berikut ini :
1.Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data penulis memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan wawancara (interview) dengan wali kelas III.
Dari jumlah keseluruhan murid sebenarnya kesulitan belajarnya tidak terlalu banyak hanya beberapa macam.Namun si Agit Parayoga ini memiliki masalah apalagi nilai murid tersebut sangat rendah.Kami juga telah memberikan beberapa layanan namun belum juga berhasil dan hasilnya nilai semester ganjil Tahun 2010/2011 ini juga belum memuaskan.Si Agit Parayoga itu sebenarnya kalau belajar ditanya dia pasti bisa menjawab namun dia itu sering menggangu teman dan tugas-tugas jarang dikerjakan.





 ContohData Siswa Yang Di Teliti MinsalnyaYaitu :
a. Siswa
Nama                                       : Agit Prayoga
Tempat Tanggal Lahir             : KERINCI, 01 -09-2006
Nis                                           : 0030026995
Kelas                                      : III (tiga)
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Agama                                     : Islam
Pendidikan sebelumnya:
Alamat Siswa                          : Kabupaten Kerinci desa lolo kecil

b. Orang Tua
Ayah                                       : Johar
Pekerjaan                                 : Buruh
Ibu                                           : Wati
Pekerjaan                                 : Ibu Rumah Tangga




2.Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.Penulis sudah memahami bahwa murid tersebut mengalami kesulitan belajar yang berbeda. Seperti yang disampaikan wali kelas III, kami menyimpulkan bahwa : Agit Parayoga itu kesulitan belajarnya adalah Under Achiever yakni mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
3. Diagnosis
Setelah menyimpulkan masalah yang dialami kedua murid tersebut. Timbulnya masalah yang dihadapi Agit Parayoga disebabkan oleh faktor yaitu :
Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat hasil home visit wali kelas, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari buruh dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Di rumah Agit Parayoga jarang diperhatikan belajarnya.Dan perhatian khusus kedua orang tuanya tentang perkembangan belajarnyapun jarang.Ibunya sendiri yang hanya di rumah sibuk ngurusin adik-adiknya.Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajarnya Agit Parayoga, namun itupun tidak dilakukan.Selain kurang perhatian, keluarga Agit Parayoga juga sangat sederhana dan pas-pasan. Waktu home visite Ibunya menyampaikan BZ sering minta dibelikan perlengkapan sekolah, namun karena tidak ada uang maka tidak diberikan.

4. Prognosis
Setelah melakukan diagnosis kesulitan belajar murid tersebut, pihak sekolah melalui wali kelas telah melakukan beberapa hal yakni :
1)      Bimbingan Pribadi
2)      Kunjungan Rumah (home visit)


5. Evaluasi dan Follow Up
Setelah memberikan beberapa macam layanan bimbingan.Pihak sekolah melakukan evaluasi bahwa kedua anak tersebut harus mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.Dan pihak sekolah selalu memberikan informasi kepada orang tua masing-masing terkait ada atau tidaknya perkembangan hasil belajar keda murid tersebut.

3.2. Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memberikan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan murid di SDN, pihak sekolah telah memberikan beberapa layanan, yaitu :
1.Layanan Orientasi
Layanan orientasi ini diberikan pada saat permulaan awal masuk sekolah. Isinya tentang apa saja yang akan dipelajari selama kelas V dan khususnya pelajaran semester ganjil.
2.Layanan Informasi
Layanan informasi ini diberikan untukm membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna bagi individu murid sebagai penunjang pembelajarannya di sekolah. Seperti menyampaikan aga murid menyiapkan buku tulis tiap bidang studi, jadwal belajar, dan lain-lain
3. Layanan Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan menempatkan posisi tempat belajar yang sesuai.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan ini diberikan agar murid mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di sekolah maupun di rumah.


5. Layanan Bimbingan Kelompok
Wali kelas III sewaktu-waktu memberikan layanan bimbingan kelompok pada muridnya.Hal ini bertujuan agar murid-murid memahami betapa pentingnya kerjasama dalam hal sosial.Membuat jadwal piket, dan struktur kelas.
6. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi ini dilakukan pihak sekolah kepada murid yang menagalami kesulitan belajar..Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pemberian pengertian tentang masalah yang dihadapinya dan saran-saran untuk penyelesaian masalah belajarnya.

3.3.Solusi
Setelah melakukan tahapan untuk menyimpulkan masalah kesulitan belajar pada Agit Parayoga, penulis menyarankan kepada wali kelas III agar memberikan layanan kepada murid tersebut.
Untuk mengatasi siswa underachiever (Agit Parayoga), model trifokal yang diajukan Rimm  adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap masalah underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan lebih komprehensif. Agar dapat mengatasi siswa underachiever dengan tepat, maka diperlukan intervensi yang berbeda pada setiap kasus karena menurut Hansford underachievement sangat spesifik pada individu masing-masing.
            Underachievement adalah pola perilaku yang dipelajari dan tentunya dapat juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachiever dapat dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari cara belajar (study skills), manajemen waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.

BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik.
siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta metode pembelajaran guru yang kurang memberikan porsi yang cukup untuk mengadakan tindakan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka fenomena tersebut menjadi bagian dari sitem pendidikan yang tak pernah lepas.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis buat.Dapat disimpulkan bahwa murid di kelas III SDN yang memiliki kesulitan belajar adalah Agit Parayoga. Dan cara menyelesaikan atau penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar tersebut adalah :
Agit Parayoga diberikan layanan model trifokal adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap masalah underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan lebih komprehensif.




4.2. Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan beberapa saran :
1. Kepada Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa tidak ada kesulitan belajar luar biasa pada murid, namun beberapa individu mempunyai beberapa masalah dalam belajarnya.Untuk itu kami menyarankan agar SDN, agar memiliki seorang guru pembimbing khusus.Hal ini agar bembingan belajar dapat difokuskan pada pembimbing tersebut.

2. Kepada Guru Kelas
Kepada Guru Kelas, diharapkan agar dapat memberikan tahapan penyelesaian seperti yang kami gambarkan di atas. Tentunya hal itu akan berjalan efektif dengan kerjasama dengan pihak orangtua murid.

3. Kepada Orangtua
Kepada kedua orang tua, agar dapat memberikan perhatian penuh kepada anaknya.Luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil belajarnya di sekolah.

4.  Kepada Murid
Untuk agar meningkatkan kualitas belajarnya dengan saran dari guru dan orangtua masing-masing.



DAFTAR PUSTAKA

Djumhur  I. dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), C.V. ILMU: Bandung. 1975

Worung, E. J. I. Kasie dan Hermien Laksmiwati, Mencermati Masalah Keterampilan Melaksanakan Studi Kasus Wujud Kinerja Konselor Sekolah, Unesa Uneversity Press: Surabaya. 2005

No comments:

Post a Comment

lkc

Pantang balik kalakang news: Kamu Suka Begadang? Terapkan 10 Trik Ini Agar Tubu...

Pantang balik kalakang news: Kamu Suka Begadang? Terapkan 10 Trik Ini Agar Tubu... :               Kehidupan  modern  yang penuh denga...