PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DI DUSUSUN OLEH:
Andika safutra
UNIVERSITAS
NEGERI JAMBI
FAKULTAS ILMU
KE OLAH RAGAAN
TAHUN AJARAN
2014/2015
PEMBAHASAN
A.
Individu dan karakteristiknya
Pokok isi uraian yang disajikan pada bab ini adalah
karakteristik individu secara umum. Untuk memahami karakteristik individu
tersebut, perlu terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud dengan
individu itu.
1. Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi
salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia
maupun objek materil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan
dengan berbagai kondisinya. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu
pandangan, bahwa manusia yang dimaksud secara utuh adalah manusia sebagai
pribadi yang mengejawantahankan menunggalnya bebagai ciri atau karakter hakiki
atau sifat kodrati manusia yang seimbang dari berbagai segi, yaitu antara segi
( i ) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan
akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut mengambarkan keselarasan hubungan
antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan
alam sekitar atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.
2. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik
bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang
dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor
sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan. Kepribadian terbawa
pembawaan (heredity) dan lingkungan ; merupakan dua faktor yang tebentuk
karena faktor tepisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemempuan
individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian
makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan di kerjakan seseorang, atau apa
yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari
perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan
dan pengaruh lingkungan.
B.
Perbedaan Individu
Dari bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu
dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua manusia mempunyai
unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya dan (ii) di dalam pola yang
bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan
sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecendrungan yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat
kualitatif dan bukan kualitatif.
Setiap orang, apakah ia berada seorang anak atau seorang
dewasa,dan apakah ia berada dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut
individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan.Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut dengan
perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan
individual” menurut Landgren (1980 : 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik
fariasi pada aspek fisik maupun fsikologis.
1. Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan
individu, sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi
penilaian sekolah, adalah menghitung umur kronologi.Ketidakmampuan yang jelas tampak
pada siswa untuk menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian
faktor-faktor seperti kemalasan atau sifat keras kepala.Penjelasan itu tidak
mendasarkan kenyataan bahwa siswa memang berbeda dalam kemampuan mereka untuk
menguasai satu atau lebih bahan pelajaran dan mungkin berada dalam satu tingkat perkembangan.
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengatagorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut :
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan social termasuk status ekonomi,
agama, hubungan keluarga dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak,
motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan perbedaan
dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di
sekolah.
a. Perbedaan Kognitif.
Menurut Bloom,proses belajar baik disekolah maupun
diluar sekolah mengahasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai
taxonomy Bloom yaitu kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik. Kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.Setiap orang memiliki persesif tentang pengamatan dan penyerapan
atas suatu objek.Berarti dia menguasai suatu yang diketahui dalam arti pada
dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara
sistematis untuk menjadi miliknya.
b. Perbedaan Individual dalam Kecekapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu
kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan tiap
individu dalam berbahasa berbeda-beda,kemampuan berbahasa merupakan kemampuan
seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan
kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa tersebur
sangat dipengaruhi oleh factor kecerdasan dan factor lingkungan.Faktor-faktor
lain yang juga sangat penting adalah factor fisik,terutama factor berbicara.
c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan
psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik
yang diakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan.
Dengan demikian, ketepatan kerja jaringan saraf akan
menghasilkan suatu bentuk kegiatan yang tepat dalam arti kesesuaian antara
rangsangan dan responnya. Kerja ini menggambarkan tingkat kecakapan
motorik.Makna tersebut secara visual dapat digambarkan sebagai berikut.
Seorang individu yang semakin dewasa
menunjukkan fungsi-fungsi fisik yang semakin matang. Hal ini berarti ia akan
mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam banyak hal,seperti kekuatan
untuk mempertahankan perhatian,kordinasi otot,kecepatan berpenampilan, keajegan
untuk mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan. Dari kenyataan ini dapat
dinyatakan semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia semakin matang dan
akan mampu menunjukkan tingkat kecakapan motorik yang semakin tinggi.
d. Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa pada
tingkat mana pun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing
dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu
untuk menguasai bahan pelajaran.Pengalaman-pengalaman belajar yang dimiki anak
dirumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi dalam situasi belajar yang
disajikan.
Minat dan sikap individu terhadap
sekolah dan mata pelajaran tertentu,kebiasaan-kebiasaan, kerja sama, atau kemauan
berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya
merupakan factor-faktor tersebut kadang-kadang berkembang akibat
sikap–sikap anggota keluarga dirumah dan lingkungan sekitar. Sosiokultural
adalah berbeda–beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya,baik lingkungan sosial
maupun lingkungan fisik akan memberikan
pengaruh yang berbeda–beda.
e.
Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan
khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik
apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat.Sebaliknya bakat
tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan
kesempatanuntuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan pemupukan yang
menyentuhnya. Dalam hal inilah makna pendidikan menjadi penting artinya.
f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Kondisi fisik yang sehat, dalam
kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap
pengalaman–pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap
orang–orang dan benda– benda, membantu berkembangnya kebiasaan berbahasa dan
belajar yang diharapkan.Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri akibat
dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang miskin
pengalaman,mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.
C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu.
Dalam banyak buku, makna pertumbuhan sering diartikan sama
dengan perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali
dipertukaran (interchange) untuk makna yang sama. Setiap individu pada
hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang
meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan
moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan
perkembangan aspek-aspek berikut.
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, prosesnya terjadi sejak
anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan Sebelum Lahir
Manusia itu ada, dimulai dari proses pembuahan (pertemuan
sel telur dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yang disebut embrio.
Embrio manusia yang telah berumur satu bulan, berukuran setengah
sentimeter.Pada umur dua bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah
sentimeter dan disebut janin atau “fetus”.Baru setelah satu bulan kemudian
(jadi kandungan telah berumur tiga bulan), janin atau fetus tersebut telah
berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
b. Pertumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhannya sebelum lahir.Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung
sampai masa dewasa.Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya,ukuran panjang
badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan
berat badannya akan bertambah menjadi sekitr tiga kalinya. Sejak lahir sampai
dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu dari pertumbuhan yang
kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir
atau pranatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa.
Setelah mengalami pertumbuhan fisik manusia, selanjutnya
berikut ini diuraikan tentang kemampuan-kemampuan nonfisik seperti kemampuan
intelek (berpikir), sosial, bahasa, mengenal nilai, moral, dan sikap.
2. Intelek.
Intelek atau daya pikir berkembang
sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan
fungsi otak,maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain
kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan
fungsinya secara baik. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh
fungsinya dengan baik, dan oleh karena itu seorang individu juga akan mengalami
perkembangan kemampuan berpikirnya, mana kala pertumbuhan saraf pusat atau
otaknya telah mencapai matang. Fungsi ini Perkembangan lebih lanjut tentang
perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak
dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah mendapatkan proses
mempertimbangkan atau yang lazim dikenal dengan proses analisis, evaluasi,
sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. terus berkembang
mengikuti kekayaan pengetahuannya tentang dunia luar dan proses belajar yang
dialaminya, sehingga pada saatnya seseorang akan berkemampuan melakukan
peramalan atau prediksi, perencanaan, dan berbagai kemampuan analisis dan
sitesis. Perkembangan kemampuan berpikir semacam ini dikenal pula sebagai
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget (Sarlito,
1991 : 81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama : Masa sensori motor (0.0 – 2.5 tahun).
Masa ketika bayi mempergunakan
sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi
memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam
bentuk refleks,
misalnya refleks mencari puting susu ibu, refleks menangis, dan lain-lain.
Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih
canggih, misalnya berjalan.
2. Tahap kedua : Masa pra-operasional (2.0 – 7.0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan
anak menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep.Misalnya kata “pisau
plastik”.Kata “pisau” atau tulisan “pisau” sebenarnya mewakili makna benda yang
sesungguhnya. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan
yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat; misalnya seorang anak yang
pernah melihat dokter berpraktek,akan (dapat) bermain “dokter-dokteran”.
3. Tahap ketiga : Masa konkreto
prerasional (7.0 – 11.0 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat
melakukan berbagai macam tugas yang konkret. Anak mulai mengembangkan tiga
macam operasi berpikir, yaitu:
a. Identifikasi : mengenali sesuatu,
b. Negasi :
mengingkari sesuatu,dan
c. Reprokasi : mencari hubungan timbal-balik
antara beberapa hal.
4.Tahap keempat : Masa operasional (11.0 – dewasa).
Dalam usia remaja dan seterusnya
seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotetis.
3.
Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah
satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya.
Keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan primer, merupakan
hal yang wajar bagi setiap inividu.Emosi merupakan gejala perasaan disertai
dengan perubahan atau perilaku fisik.
4.
Sosial
Bayi lahir dalam keadaan yang sangat
lemah. Ia tidak akan mampu hidup terus tanpa orang lain. Manusia lain,
terutama ibunya, akan membantu bayi yang baru lahir itu untuk dapat hidup
terus. Jadi bayi, begitu juga setiap orang, memerlukan orang lain.
5.
Bahasa
bahasa sebagai alat komunikasi.
Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan
orang-orang di sekitarnya. Sejak bayi manusia telah berkomunikasi dengan dunia
lain.Tangis
atau menangis di saat kelahiran, mempunyai arti bahwa di samping menunjukkan
gejala kehidupan juga merupakan cara bayi itu berkomunikasi dengan sekitar.
Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak,
dan suara uantuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dengan demikian,
dalam berbahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai isi pikiran
dan pihak penerima isi pikiran. Dalam percakapan atau berdialog, pihak-pihak
itu saling berganti fungsinya, antara penerima dan penyampai isi pikiran.
6.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu
atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan ransangan
atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik.Sumadi
Suryabrata (1984) menyimpulkan bahwa pengertian tentang bakat yang dikemukakan
oleh para ahli memang belum seragam.
7.
Sikap, Nilai, dan Moral
Menurut
Piaget pada awalnya pengenalan nilai perilaku serta tindakan itu masih bersifat
paksaan dan anak belum mengetahui maknanya.Akan tetapi sejalan dengan
perkembangan inteleknya, berangsur angsur anak mulai mengikuti berbagai
ketentuan yang berlaku didalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan
ketentuan yang berlaku didalam masyarakat dan Negara.
No comments:
Post a Comment